Rabu, 06 Juli 2011

Len-jelen ke tempat legenda potre koneng (Gunung Geger-bangkalan)

suasana saat menunggu teman-teman di halte bus
            Len-jelen kali ini menyusuri sejarah gunung geger, perjalanan kami dimulai pukul 7.30 pagi rada molor dari jadwal sebelumnya jam 6.00 pagi. Tempat berkumpul yang kami sepakati adalah di halte bis depan SMA kamal, dari pemberangkatan pertama ada kurang lebih 12 orang yang ikut, yaitu  mas wahyu(klebun), mas faza(admin lab.SI dan anggota plat-m), mb/bu erna(dosen di UTM), bang rotua(medan punya makanya di panggil bang, termasuk anggota plat-m), dan beberapa orang yang lagi di tunggu. Setelah semua kumpul, kita berangkat menuju lokasi yang kurang lebih 30 Km arah tenggara Kota Bangkalan, tepatnya di desa Geger, Kecamatan Geger. Sebelumnya di bangkalan kita berhenti di pemberhentian kedua, bertemu dengan rombongan dari bangkalan kota, seperti raden(si tukang koding), mas mamang(anak TI angkatan 07), mas doni(senagkatan ma mas mamang), ma mas echo(anak TI angkatan 08). 


Macet di daerah tanah merah
Perjalanan menuju gunung geger berawal mulus dan lancar tapi begitu sampai di pasar hewan, macetnya bukan main jalan yang harusnya lurus di alihkan ke jalan tikus tapi itu tidak mengurangi kemacetan karena jalur yang harus kita lewati ada ditengah kemacetan itu. Kurang lebih 30 menit terjebak dalam kemacetan, selip kanan- selip kiri sampai terpisah dari rombongan tapi berhasil lolos juga dari kemacetan itu. Lalu kita menuju ke arah timur ketempat tujuan kita gunung geger. Jalan desa naik turun bukit, jadi ingat lagu naik-naik ke puncak gunung. Tapi sesampainya di gunung geger dengan jalan masuk yang lumayan berbatu(untung pake motor matic) di sana kita mengisi perut dengan bakso gunung geger, tapi tantangan menunggu kita. Untuk menuju tempat yang sebenarnya, sebuah legenda tentang potre koneng terdapat di atas pegunungan yang harus ditempuh dengan jalan kaki kurang lebih 100 meter(itu kata klebun, tapi menurutku lebih) “naik-naik ke puncak gunung geger, pegel-pegel sekali”
Usaha naik ke gunung geger
(hihihi, tapi lumayan buat bakar lemak) sampai di atas bisa dilihat pemandangan yang (wow), dari sana bisa dilihat madura secara keseluruhan, indah banget. Di sebelah kanan ada makam dari potre koneng dan ada tempat dimana potre koneng biasa melihat madura yang di sebut kursi(terbuat dari batu yang berada di sebelah tebing yang menghadap ke arah madura). Di sana kita di pandu menuju Lembah Palenggiyan dan puncak gunung geger. Selain itu ada goa yang legendaris, yaitu Goa Petapan (gua tempat semedi), Goa Potre (gua putri), Goa Planangan (gua laki-laki), Goa Pancong Pote (gua pancung putih), dan Goa Olar (gua Ular). Tapi tidak semua tempat yang ada di sebutkan di atas di datangi karena faktor jalan yang terjal dan mepet-mepet tebing. Sekian cerita dari saya tentang len-jelen menuju gunung geger, tapi saya juga mengumpulkan beberapa referensi cerita tentang potre koneng, hanya tidak saya posting di sini tapi akan saya posting di cerita selanjutnya.

^_^  terima kasih sudah berkunjung

2 komentar:

  1. Seru juga berkunjung ke gunung geger bangkalan, apalagi bareng temen2 plat-m blogger madura..
    kapan ya bisa kesana lagi?

    BalasHapus